Ahlul bid'ah

A. Arti Ahlul Bid’ah.
Ahlul bid’ah adalah mereka yang berpegang kepada salah satu dasar atau prinsip bid’ah, atau keislamannya berlumuran dengan bid’ah walaupun tidak berpegang kepada salah satu prinsip bid’ah. Mereka yang selamat dari hal tersebut, maka bukanlah ahlul bid’ah dan masih merupakan bagian dari Ahlus Sunnah, meskipun jahil terhadap banyak hal dari prinsip-prinsip dasar dalam Sunnah dan Jama’ah.

Walaupun demikian, kedudukan orang seperti ini, yang kebanyakan adalah orang-orang yang malas untuk mempelajari manhaj Ahlus Sunnah, sangat berbahaya dan sangat rawan terjatuh ke dalam lingkaran bid’ah. Ketetapan hukum di atas semakin memperjelas definisi Ahlus Sunnah, bahwa Ahlus Sunnah adalah seluruh kaum muslimin setelah dikurangi atau dikecualikan ahlul bid’ah.

Bid'ah

A. Penjelasan Tentang Bid’ah.
Sudah dijelaskan sebelumnya, arti dari kata Sunnah. Maka pada bab ini kita menyoba untuk menyelami artibid’ah. Bid’ah adalah semua aqidah, amal perbuatan atau peribadatan yang mengatasnamakan Islam tetapi tidak pernah disyari’atkan oleh Islam.

Semua bentuk ritual keagamaan yang dilakukan untuk meng-harapkan pahala dari Alloh Subhanahu Wataala tetapi tidak ada dalam ajaran-ajaran Rosululloh Salallahua Alaihi Wasalam ,adalah bid’ah.

Cara mema-hami dan menerapkan Islam yang berbeda dengan man-haj Rosululloh Salallahua Alaihi Wasalam dan para sahabatnya adalah bid’ah. Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan bid’ah yang harus diketahui:

Rambu-Rambu Sirotulmustaqim 2 : ITTIBA'

B. Ittiba’.

1. Arti ittiba’.
Ittiba’ berarti “pengikutan”. Ittiba’ yang dimaksud sebagai dasar agama Islam adalah pengikutan ke-pada Rosululloh Salallahu Alaihi Wasalam dalam memahami Islam dan menerapkannya. Karena Rosululloh Salallahu Alaihi Wasalam sendiri hanya komitmen terhadap pengikutan kepada wahyu Ilahi, maka pada hakikatnya ittiba’ adalah mengikuti wahyu dari Alloh Subhanahu Wataala.

Rambu-Rambu Sirotulmustaqim 1 : Tauhidulloh

A.Tauhidulloh "Mengesakan Alloh Subhanahu Wata'ala".
1. Arti Tauhid.
Tauhid adalah mengesakan Alloh Subhanahu Wataala dalam rububiyah-Nya, yaitu dalam perbuatan-perbuatan ketuhanan-Nya, dan dengan mengesakan dan memuliakan nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta mengesakan Alloh Subhanahu Wataala pada hak-hak-Nya sebagai Ilah (Tuhan) untuk seluruh alam.

Firqotunnajiyah 2 : Asal Usul Nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

E. Asal Usul Nama Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Nama Ahlussunnah wal Jamaah diambil dari hadits Nabi. Di antara hadits-hadits tersebut misalnya:
(( عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ بَعْدِي ))

“Ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaurrosyidin sepeninggalku....” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Tirmidzi)
(( فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي ))

“Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukanlah dari golonganku!” (HR. Bukhori)

Firqotunnajiyah, Satu-satunya golongan yang selamat

A. Firqotunnajiyah.
Arti dari firqotunnajiyah adalah golongan yang selamat. Maksudnya adalahgolongan yang tidak memasuki neraka sebelum memasuki surga. Hal ini telah dika-barkan oleh Rosululloh Salallohualaihi Wasalam dalam hadits-haditsnya. Dalam hadits-hadits tersebut telah dijelaskan sifat-sifat global dari golongan tersebut, di antaranya:

“Mereka yang mengikuti jejakku dan para sahabatku.”

Yang dimaksud dengan kalimat ini adalah “mereka yang mengikuti ajaran-ajaranku dan para sahabatku dalam memahami dan melaksanakan Islam (dengan kata lain mengikuti Sunnah)”.

Terpecah dan yang benar hanya Satu

Karena penyelisihan sirotulmustaqim macam kedua bersifat sangat samar dan tujuan buku ini adalah meluruskan ser-ta menerangkan jalan titian kita pada dasar-dasar Islam, maka buku ini lebih difokuskan kepada penyelisihan ma-cam kedua, yaitu penyelisihan mendasar dengan tetap adanya penerimaan kepada syahadatain.

Alloh Subhanahu Wataala adalah satu-satunya Robb (Tuhan) yang benar, dan Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Tetapi pada zaman kita sekarang ini, kita dapati “banyak Islam”. Berdasarkan prinsip asasi bahwa Islam yang be-nar hanyalah satu, maka di antara yang banyak itu, hanya satu Islam yang benar-benar Islam dan murni.

Yang Benar Hanya Islam

Untuk beribadah kepada Alloh Subhanahu Wataala dan untuk mencapai keridoan-Nya, Alloh Subhanahu Wataala hanya menurunkan satu agama kepada hamba-hamba-Nya, sejak awal penciptaan manusia hingga hari kiamat kelak, yaitu agama Islam. Seluruh nabi, dari Nabi Adam Alaihi Salam sampai Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam hanya membawa dan mendakwahkan agama Islam. Itulah sirotul-mustaqim.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ

“Sesungguhnya agama (yang diridoi) di sisi Alloh hanyalah Islam.” [QS. Ali ‘Imron (3): 19]

Karena demikian pentingnya hidayah (petunjuk) yang menuntun kita untuk menuju dan meniti sirotulmustaqim, maka diwajibkan atas kita untuk memohonnya dari AllohSubhanahu Wataala dalam setiap solat kita, yaitu ketika membaca ayat keenam dari surat al-Fatihah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

“Tunjukilah kami sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. al-Fatihah (1): 6]

Akan tetapi, ketika arti sirotulmustaqim adalah Islam itu sendiri, mengapa kita yang sudah menjadi orang-orang Islam, masih saja diperintahkan untuk terus memohon sirotulmustaqim, bahkan sampai akhir hidup kita? Bukankah kita telah mendapatkannya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menyimak hal-hal berikut:

A. Arti “Hidayah”.
Dalam ayat-ayat al-Qur’an, hidayah mempunyai dua arti atau dua sisi dari satu arti. Yaitu:

1. Hidayah dalam arti “ilmu”.
Pada hakikatnya substansi kata-kata hidayah adalah “ilmu”. Yaitu ilmu yang benar yang menuntun se-seorang menuju sirotulmustaqim dan memandunya untuk meniti jalan tersebut.

Ilmu ini berasal dari Alloh Subhanahu Wataala dan diberikan kepada hamba-hamba-Nya melalui para rosul-Nya. Kemudian disebarkan kepada seluruh umat manusia oleh para pewaris kenabian, yaitu para ’ulama, bahkan siapa saja yang memiliki bagian dari ilmu yang dibawa oleh para nabi, mampu“memberikan” hidayah ini, sebatas ilmu yang mereka miliki.

Jadi hidayah dalam arti ilmu bisa dituntut dari para rosul, para ’ulama dan siapa saja yang memilikinya. Ilmu yang dimaksud adalah ”ilmu tentang apa-apa yang harus kita percayai dan kita amalkan, serta apa-apa yang harus kita ingkari dan kita tinggalkan untuk mendapat keridoan Alloh Subhanahu Wataala ”.

Hidayah seperti ini dinamakan pula hidayah dilalah. Tetapi pemberian hidayah ini oleh mereka yang me-milikinya hanya sampai pada tahap “penyampaian” saja.

وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ


”Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk (hidayah) kepada sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. asy-Syuro (42): 52]

Hidayah yang dimaksud dalam ayat tersebut di atas adalah hidayah dilalah.

2. Sisi atau arti lain dari “hidayah” dinamakan “taufîq”.
Hidayah ini disebut juga dengan nama hidayah taufiqiyah. hidayah taufiqiyah adalah tuntunan AllohSubhanahu Wataala atas hati kita dan pertolongan-Nya yang menjadikan kita menginginkan, mengetahui dan akhirnya mampu meniti sirotulmustaqim.

Tanpa hidayah ini, maka hidayatul ‘ilmiyah atau hidayah dilalah, tidak ada gunanya sama sekali.

إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat mem-beri petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih menge-tahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [QS. al-Qoshosh (28): 56]

Yang dimaksud hidayah dalam ayat di atas adalah hidayah taufiqiyah yang hanya Alloh Subhanahu Wataalasajalah yang bisa memberikannya. “Hidayah ini dimulai dari berimannya seseorang”, kemudian mencakup:

a. Kemauan dan kemampuan untuk belajar ilmu yang benar.
b. Mendapatkan guru atau sumber untuk belajar ilmu yang benar.
c. Mempelajari ilmu tersebut.
d. Memahami apa yang dipelajari.
e. Menerima apa yang telah dipahami.
f. Menerapkan dan mengamalkan apa-apa yang diterima.
g. Keikhlasan untuk meniti semua hal tersebut di atas.
h. Ittiba’ (pengikutan) kepada Rosululloh Salallahu Alaihi Wasalam dalam pemahaman dan pengamalan.

Dikarenakan ajaran-ajaran Islam terlalu luas dan trik-trik atau tipu daya penyesatan dari setan pun terlalu banyak, maka jika kita menghendaki agar kita selalu berada dalam keislaman dan tetap dapat mem-pertahankan prestasi-prestasi keislaman (kebaikan atau amal perbuatan taat) yang sudah kita miliki,juga bila kita ingin selamat dari trik-trik penyesatan tersebut di setiap waktu, maka kita pun membutuhkan hidayah dengan kedua sisi dan seluruh cakupannya seumur hidup kita, di setiap waktu pula.

Dengan demikian jelaslah mengapa kita harus selalu memohon dan berusaha untuk mendapatkanhida-yah menuju sirotulmustaqim secara terus menerus.

A.Cara Mendapatkan Hidayah Menuju Sirotul-mustaqim.
1. Memohon kedua sisi hidayah tersebut dari yang memilikinya secara mutlak.

Kita harus terus menerus memohon hidayah kepada Alloh Subhanahu Wataala baik dalam solat maupun di luar solat, karena hanya Dia-lah yang sanggup memberi-kannya kepada kita dalam bentuk yang sempurna dan berguna

وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيم


“...Dan Alloh memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki ke sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. al-Baqoroh (2): 213]


Dalam hadits qudsi, Alloh Subhanahu Wataala berfirman

(( يَا عِبَادِي، كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ ))

“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Aku beri hidayah (petunjuk), maka hendaklah kalian meminta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.” (HR. Muslim)


2. Belajar dan beramal.
Setiap orang yang bermujahadah (bersungguh-sungguh) diri untuk mempelajari ilmu yang diberikan Alloh Subhanahu Wataala kepada para rosul-Nya dengan ikhlas dan mengamalkan apa-apa yang dipelajarinya, maka akan dibukakan untuknya pintu-pintu ilmu yang belum di-ketahuinya. Ketika mengamalkan ilmu baru terse-but, maka diberikan lagi baginya ilmu-ilmu yang belum pernah diketahuinya, demikian seterusnya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (men-cari keridoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” [QS. al-‘Ankabut (29): 69]
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir Rahimahulolah berkata:

(( اَلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ بِمَا يَعْلَمُوْنَ يَهْدِيْهِمُ اللهُ لِمَا لاَ يَعْلَمُوْنَ ))

“Yaitu orang-orang yang mengamalkan apa-apa yang diketahuinya, maka Alloh akan menunjuki mereka ilmu-ilmu yang belum mereka ketahui.

3. Bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata'ala
Seseorang muslim memegang teguh perintah Alloh Subhanahu Wataala dan mentaati-Nya serta menjauhi dan menghindari larangan-Nya, selama itu pula Alloh Subhanahu Wataala akan memberi hidayah kepada hatinya, dan meng-anugerahinya cahaya yang akan meneranginya saat ia berjalan dalam kegelapan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rosul), bertakwalah kepada Alloh dan ber-imanlah kepada Rosul-Nya, niscaya Alloh memberikan rahmat-Nya kepada kalian dua bagian, dan menjadikan untuk kalian cahaya yang dengan cahaya itu kalian dapat berjalan dan Dia mengampuni kalian. Dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. al-Hadid (57): 28]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ

عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

“Hai orang-orang beriman, jika kalian bertakwa kepada Alloh, niscaya Dia akan memberikankepada kalian furqon dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian. Dan Alloh mempunyai karunia yang besar.” [QS. al-Anfal (8): 29]

Catatan:
Furqon adalah kemampuan untuk mengenal dan membe-dakan antara kebenaran dan kebatilan, dan ini adalah inti dari hidayah.
Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:

(( فُرْقَانًا: فَصْلاً بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ ))

“Furqon adalah pembeda antara kebenaran dan ke-batilan.”
as-Sa’di Rahimahullah berkata:

(( اَلْفُرْقَانُ: وَهُوَ الْعِلْمُ وَالْهُدَى الَّذِيْ يُفَرِّقُ بِهِ صَاحِبُهُ بَيْنَ الْهُدَى وَالضَّلاَلِ، وَالْحَقِّ وَالْبَاطِلِ، وَالْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ، وَأَهْلِ السَّعَادَةِ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ ))

“Furqon adalah ilmu dan hidayah yang dengan kedua-nya pemiliknya dapat membedakan antara hidayah dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, yang halal dan haram, serta antara peniti jalan kebahagiaan dengan jalan keseng-saraan.”

Sirotulmustaqim ( Jalan Yang Lurus )

Sirotulmustaqim adalah sebuah ungkapan atau istilah yang disebut dalam banyak ayat al-Qur’an al-Karim. Secara bahasa, sirot berarti jalan yang mudah dilalui, sedangkan arti dari mustaqim adalah yang lurus, serta tidak bengkok dan cacat.

Alloh Subhanahu Wataala menyebutkan sirotulmustaqim dalam banyak ayat al-Qur’an yang merupakan firman-Nya, dan Alloh Subhanahu Wataala pun menegaskan bahwa Dia Yang Maha Agung lagi Perkasa berada di atas sirotulmustaqim.

إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“...Sesungguhnya Robbku di atas sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. Hud (11): 56]

Alloh Subhanahu Wataala memberikan hidayah berupa sirotulmustaqim kepada Nabi-Nya, Muhammad Salallahua Alaihi Wasalam

قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: ’Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Robbku sirotulmustaqim (jalan yang lurus), (yaitu) agama yang benar, agama Ibrohim yang lurus, dan Ibrohim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”[QS. al-An’am (6): 161]

Kemudian Alloh Subhanahu Wataala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman agar meminta petunjuk dan pertolongan untuk dapat meniti sirotulmustaqim, sebagaimana disebutkan dalam suratal-Fatihah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

“Tunjukilah kami sirotulmustaqim (jalan yang lurus), (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” [QS. al-Fatihah (1): 6-7]

Alloh Subhanahu Wataala juga memerintahkan kita untuk mengikuti sirotulmustaqim, sebagaimana firman-Nya:

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah sirotulmustaqim (jalan-Ku yang lurus), maka ikutilah dia, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Demikianlah wasiat Alloh SUbhanahu Wataala kepada kalian agar kalian bertakwa.” [QS. al-An’am (6): 153]

Para ulama telah banyak membahas dan menjelaskan tentang makna sirotulmustaqim. Ibnu KatsirRahimahulolah menukil atsar (perkataan) para sahabat dan tabi’in ketika menjelas-kan sirotulmustaqim.

Di antara mereka ada yang menya-takan bahwa sirotulmustaqim adalah Islam, ada yang menyatakansirotulmustaqim adalah al-haqq (kebenar-an), lainnya lagi berkata bahwa sirotulmustaqim adalah Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan ‘Umar Radiallhuanhu.

Kemudian Ibnu Katsir Rahimahulolah berkata:

“Semua pendapat tersebut di atas adalah benar, bahkan saling melengkapi. Karena setiap yang mengikuti Nabi Muhammad dan kedua sahabatnya berarti telah mengi-kuti kebenaran, dan barangsiapa yangmengikuti kebe-naran maka ia telah mengikuti Islam, dan barangsiapa yang mengikuti Islam berarti ia telah mengikuti al-Qur’an, yaitu kitabulloh yang teguh dan jalan-Nya yang lurus.”

Beberapa pendapat yang dinukil dari para ulama salaf di atas menunjukkan dan membuktikan keluasanilmu mereka. Mereka mengetahui bahwa sirotulmustaqim berikut berbagai realisasi dan konsekuensinya adalah dengan mengikuti Islam secara kaffah (totalitas), baik secara global maupun terperinci. Islam kaffahadalah kebenaran dan kebenaran datangnya dari al-Qur’an.

Dan sebaik-baik orang yang mengamalkan dan merealisasikan apa yang terdapat dalam al-Qur’an adalah Nabi Muhammad ndan kedua sahabatnya. Oleh karena itu, Rosululloh Salallahua Alaihi Wasalam bersabda:

(( وَاقْتَدُوْا بِالَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِي أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ ))

“Ikutilah dua orang sepeninggalku; Abu Bakar dan ‘Umar.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada Alloh Subhanahu Wataala kecuali dengan jalan tersebut, bahkan semua jalan tertutup bagi seluruh hamba kecuali jalan-Nya yang telah Ia jelaskan melalui lisan para rosul-Nya, dan yang Ia telah jadikan sebagai sarana yang dapat menghubungkan kepada-Nya. Dan memanghanya Alloh Subhanahu Wataala sajalah yang dapat mem-berikan petunjuk kepada sirotulmustaqimtersebut.

وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“...Dan Alloh selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada sirotulmustaqim (jalan yang lurus).” [QS. al-Baqoroh (2): 213]

Sirotulmustaqim berarti mengesakan Alloh Subhanahu Wataala dalam beribadah dan mengikuti Rosululloh, Muhammad Subhanahu Wataala dalam beribadah kepada-Nya. Tidak menyekutukan Alloh Subhanahu Wataaladengan sesuatupun dalam beribadah kepada-Nya, juga tidak menyekutukanRosululloh Salallahua Alaihi Wasalam dengan siapapun dalam ”pengikutan”. Memurnikan tauhidulloh dan memurnikan ittiba’ (mengikuti) Rosululloh Salallahua Alaihi Wasalam adalah menempuh sirotulmustaqim.

Jadi sirotulmustaqim adalah beribadah hanya kepada Alloh Subhanahu Wataalasemata, dengan tidak menyekutukan-Nya, serta ittiba’ secara total kepada Muhammad Salallahua Alaihi Wasalam , yang merupakan realisasi dari syahadatain (dua kalimat syahadat); bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Alloh Subhanahu Wataala dan bersaksi bahwa Muhammad Salallahua Alaihi Wasalamadalah rosul (utusan)-Nya. Keduanya, tauhid dan ittiba’ adalah dasar dan landasan Islam yang paling utama.

Di ayat 161 surat al-An’am yang tadi kita paparkan, Alloh Subhanahu Wataala menjelaskan bahwasirotulmustaqim adalah “agama yang benar, agama Ibrohim Alaaihi Salam yang lurus.” Agama itu adalah Islam. Jadi sirotulmustaqim adalah Islam.

Sebagai pendukung apa yang telah dikemukakan di atas, Ibnul Qoyyim Rahimahulolah berkata:

“Ungkapan yang bersifat menyeluruh tentang sirotul-mustaqim, bahwa ia (sirotulmustaqim) adalah jalan yang dipancangkan Alloh untuk para hamba-Nya yang dapat menghubungkan kepada-Nya melalui lisan para rosul-Nya.

Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada-Nya, kecuali melalui jalan tersebut, yaitu mengesakan-Nya dalam beribadah dan mengesakan para rosul-Nya dalam ketaatan. Dan hal ini merupakan kandungan utama dari syahadat La Ilaha Illalloh dan syahadat Anna Muham-madan ‘Abduhu wa Rosuluhu.

Kesimpulannya, yaitu engkau mencintainya dengan sepenuh hati dan meridoi-nya dengan segenap upaya, sehingga dalam hatimu tidak ada hal lain selain dipenuhi kecintaan kepadanya, dan tidak ada sedikitpun kehendak atau upayamu kecuali untuk menggapai keridoannya.

Hal ini tiada lain adalah al-haqq (kebenaran), yaitu dengan mengenal dan meng-amalkannya (kebenaran) serta dengan mengetahui agama yang dibawa oleh para rosul utusan Alloh Subhanahu Wataala dan menja-lankannya dengan konsekuen.”

Titik Mula Sebuah Perjalanan 2

Sebenarnya sebelum kejadian itu Setan pun telah meng-ucapkan ancaman-ancamannya terhadap Adam dan anak-cucu keturunannya....

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
"Iblis menjawab: Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus (Sirotulmustaqim)." [QS. al A’rof (7): 16]


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

"Iblis menjawab: (aku bersumpah) demi kejayaan Mu (demi Alloh), Aku akan menyesatkan merekasemuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. [QS. Shod (38): 82-

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

"Iblis berkata: Wahai Robbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, akan kujadi-kan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." [QS. al Hijr (15): 39]

قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا


"Dia (Iblis) berkata: Lihatlah orang yang Engkau muliakan atas diriku ini, Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya akan kusesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil. [QS. al Isro’ (17): 62]

Kedua jenis makhluk yang saling bermusuhan itu pun sama-sama terusir..! Diturunkan ke bumi, tempat mereka menjalani kehidupan sampai datang kepada mereka kematian. Tetapi keadaan di antara keduanya sangat berbeda.

Adam Subhanahu Wataala dan istrinya diturunkan setelah meraih ampunan dari Alloh Subhanahu Wataala dengan sebab taubat mereka

yang mana taubat itupun Alloh Subhanahu Wataala telah yang mengajarkannya. Maka turunlah Adam Alaihi Salam ke bumi sebagai orang yang sudah disucikan dari dosa tersebut dan turun sebagai seorang nabi.

Sedangkan Iblis yang sombong dan congkak, bukannya bertaubat ketika ditegur tetapi malah menyombongkan dirinya, menantang dan memprotes hukum serta perintah Alloh Subhanahu Wataala , maka iapun mendapatkan laknat (lawannya rahmat) sampai hari kiamat.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

َتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Robbnya, Maka Alloh menerima taubatnya. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al Baqoroh (2): 37]

ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

"Kemudian Robbnya memilihnya dan menerima taubatnya serta memberinya petunjuk". (QS. Thoha (20): 122)

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ

قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ أَجْمَعِينَ

"Alloh berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Iblis menjawab: Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Alloh berfirman: Turunlah Kau dari surga itu..!! tidak sepatutnya kau menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah, sesungguhnya kau termasuk orang-orang yang hina.

Iblis menjawab: Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Alloh berfirman: Baiklah! kamu termasuk mereka yang diberi tang-guh. Iblis menjawab: Karena Engkau telah meng-hukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.

Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Alloh berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kalian semuanya." [QS. al A’rof (7): 12-18]



A. Pesan di Gerbang Surga.

Di pelepasan kedua makhluk Alloh Subhanahu Wataala itu, Alloh Subhanahu Wataala pun memberi pesan terakhir sebelum mereka menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang sebelumnya. Kehidupan yang penuh dengan liku-liku kesedihan dan kesulitan. Kehidupan yang penuh cobaan dan pertarungan diantara keduanya. Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

”Alloh Subhanahu Wataala berfirman: Turunlah kalian semua dari surga..!!, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta". [QS. Thoha (20): 123-124]

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

"Kami berfirman: Turunlah kalian semuanya dari surga itu.! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." [QS. al Baqoroh (2): 38-39]

Turunlah Adam Alaihi Salam dan istrinya untuk menjalankan tugas yang memang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu:


"Beribadah hanya kepada Alloh Subhanahu Wataala dengan menyandang jabatan sebagai Kholifah di muka bumi".

Jadilah kehidupan surga yang pernah dikenyamnya sebagai perindu didalam fitrahnya…

dan fitrah keturun-annya untuk merindukan kampung halaman asli mereka, surga yang abadi. Jadilah pula penipuan Iblis atasnya sebagai pelajaran baginya dan keturunannya.


Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ


"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kalian sampai ditipu oleh setan sebagaimana Ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari surga. Ia menanggalkan dari keduanya pakaian mereka untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat-aurat mereka. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kalian sedangkan kalian tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman ." [QS. al A’rof (7): 27)]

B. Sebuah Ancaman Abadi

Dengan rasa berang karena dengki dan dendam kepada Adam Alaihi Salam serta ledakan kekufuran yang sangat dahsyat yang selama ini terpendam didalam lapisan bawah hatinya, Iblis pun berteriak: "Akan ku-duduki jalan-Mu yang lurus! Akan ku-cegah mereka untuk menitinya!!".

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

"Iblis menjawab: Karena Engkau telah menghukum-ku tersesat!, Akan ku-halangi mereka dari jalan yanglurus (Sirotulmustaqim)!" [QS. al A’rof (7): 16]


Diasudah bertekad untuk menghabiskan umurnya menjadi "Penjegal" Sirotulmustaqim dengan sekuat tenaganya mencegah dan mengecohkan anak-anak Adam Alaihi Salam dari memasuki Sirotulmustaqim.


Segala tipu muslihat dilakukannya. Dari membuat jalan-jalan alternatif yang terang-terangan memakai nama lain selain Islam, sampai pada ajaran-ajaran yang mengatasnamakan Islam dan ajaran-ajaran bid'ah.

Dari agama-agama kesyirikan yang menyembah patung-patung, binatang ataupun matahari sampaikesyirikan-kesyirikan terselubung seperti sihir, istigotsah kepada selain Alloh Subhanahu Wataala , ruwatan dan lain-lain, sampai kepada memutarbalikkan ajaran Islam itu sendiri!!.

Demikian juga makanan-makanan dan minuman-minuman haram yang diganti namanya dengan nama-nama yang di indah-indahkan dan diekspose manfaat dustanya. Pintu-pintu maksiat diperluas dan dihiasi ketakwaan dicela sampai-sampai peninggalannya menjadi salah satu sifat bijaksana atau syarat untuk menjadi manusia moderen yang beradab. Semua itu dengan tujuan menggiring manusia ke pintu-pintuJahannam.


Demikian pentingnya Sirotulmustaqim itu sampai Iblis siap menghabiskan seluruh umurnya untuk menyumbat Sirotulmustaqim dihadapan manusia. jadi apa gerangan Sirotulmustaqim itu..?

Titik Mula Sebuah Perjalanan

Di suatu waktu yang sangat syahdu... di tempat yang sangat tinggi dan mulia...di atas lapisan langit-langit yang biru... di waktu itu dan di tempat itulah manusia pertama dicipta-kan. Diciptakan dari gumpalan tanah yang dibentuk dan disusun langsung oleh Pencipta alam semesta...Alloh Subhanahu Wataala . Sebelum gumpalan tanah itu menjadi makhluk hidup yang sangat dimuliakan dan diberi nama Manusia... telah terjadi dialog sakral di alam yang sakral pula.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

"Ingatlah ketika Robbmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang kholifah di muka bumi. Merekapun (para malaikat) berkata: Mengapa Engkau menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya danmenumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? (Alloh) berfir-man: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui." [QS. Al Baqoroh (2): 30]

Setelah itu diciptakanlah tubuh makhluk itu oleh kedua tangan Alloh Subhanahu Wataala sendiri dan ditiupkan padanya ruh dan seketika hiduplah tubuh itu menjadi seorang makhluk baru. Kemudian setelah Alloh Subhanahu Wataala mengajarkan ilmu kepada makhluk itu dan dibuktikan ketinggian ilmunya kepadapara malaikat, maka diperintahkanlah para malaikat untuk bersujudkepada makhluk baru ini sebagai tandapenghormatan dan kemuliaan baginya dan ketundukan kepada penciptanya, maka sujudlah para makhluk yang suci itu.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ


"(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Ku-sempurnakan kejadiannya dan Ku-tiupkan kepada-nya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kalian ber-sujud kepadanya." [QS. Shod (38): 71-72].

وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemuka-kannya kepada para malaikat seraya berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kalian memang benar orang-orang yang benar!.

Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Alloh berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.

Maka setelah diberi-tahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Alloh berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepada kalian, bahwa Sesungguhnya Aku menge-tahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang kaliansembunyikan?".

Dan (Ingatlah) ketika kami ber-firman kepada para malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam," Maka sujud-lah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur maka jadilah ia dari g olongan orang-orang yang kafir. [QS. al Baqoroh (2) : 31-34].

Akan tetapi di sana ada satu makhluk yang menolak untuk bersujud, menolak perintah dari Sang Pencipta. Apakah gerangan sebabnya….? Apakah karena dia bukan dari bangsa malaikat, lantas merasa tidak tercakup dalam perintah itu..? Bukan..! Sama sekali bukan itu sebabnya! Tetapi sebabnya adalah kesombongan! Kesombongan atas makhluk baru ini karena merasa lebih tinggi dari padanya.



Sombong pula ketika menganggap bahwa perintah Alloh Subhanahu Wataala tidak harus dilaksanakan tanpa disaring oleh akalnya terlebih dahulu. Dialah Iblis terkutuk! Makhluk yang setelah itu dilaknat sampai hari kiamat, dijauhi dari rahmat Alloh Subhanahu Wataala

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ

إِلا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ

وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

"(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku-sem-purnakan penciptaannya dan Kutiupkan kepada-nya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kalian ber-sujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan jadilah dia termasuk orang-orang yang kafir.

Alloh berfirman: Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengankedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orangyang (lebih) tinggi?".

Iblis berkata: Aku lebih baik daripadanya, Karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. Alloh berfirman: Keluarlah kau dari surga! Sesung-guhnya kau adalah orang yang terkutuk, sesung-guhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan. [QS. Shod (38) : 71-78]

Adapun Adam Alaihi Salam sang manusia pertama telah dirahmati Alloh Subhanahu Wataala dan dikaruniai seorang istri yang diciptakan dari tulang rusuknya sendiri.

Mereka berdua dimuliakan Alloh Subhanahu Wataala dengan dimasukkan ke dalam surga yang indah, penuh kemudahan, tidak ada padanya kesusahan dan kesedihan, segalanya sangat menyenangkan sekali. Ketika itu Alloh Subhanahu Wataalapun berpesan kepada keduanya dengan pesan-pesan yang sangat mulia.

Alloh Subhanahu Wataala berfirman:

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

"Dan kami berfirman: "Hai Adam, tinggallah kamu dan istrimu di surga ini dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik kapan saja kalian kehendaki, dan janganlah kalian dekati pohon ini, kalau kalian dekati maka kalian akan menjadi orang-orang yang dzolim. [QS. al Baqoroh (2): 35]

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى

"Maka kami berkata: Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istri-mu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga, yang menyebabkan kamumenjadi sengsara". [QS. Thoha (20): 117]

Tetapi ternyata Adam Alaihi Salam dan istrinya tidak sanggup melaksanakan pesan-pesan itu, ketika setan yang sudah terlaknat itu berhasil menipu mereka dengan bujukan-bujukan laksana seorang penasehat yang setia.

وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا

"Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya keteguhan yang cukup". (QS. Thoha (20): 115)

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لا يَبْلَى

"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa? [QS. Thoha (20): 120]

فَأَكَلا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَىثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى

"Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mere-ka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Robbnya dan sesatlah ia. Kemu-dian Robbnya memilihnya dan menerima taubat-nya serta memberinya petunjuk". [QS. Thoha (20): 121-122]

َوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ

فَدَلاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ

"Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari aurat mereka dan setan berkata: Robb kalian tidak melarang kalian untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga). Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. Sesungguh-nya saya adalah seorang penasehat bagi kalian berdua.

Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah mencicipi buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mereka, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Robb mereka menyeru mereka:Bukankah Aku telah melarang kalian berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kalian: Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua?"

Jalan yang dapat ditempuh manusia di dunia ini sangatlah banyak, akan tetapi hanya satu jalan yang dapat mengantarkan kepada surga Allah, yaitu Shirotulmustaqim. Namun syetan senantiasa berusaha menyesatkan manusia dari jalan ini. Kita bisa saksikan betapa banyak manusia yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berjalan di jalan yang akan menjerumuskannya ke neraka. Oleh karena itu, melalui blog ini, kami ingin memberikan penjelasan mengenai jalan Shirotulmustaqim, yakni satu-satunya jalan yang akan menyelamatkan kita. Selamat membaca artikel-artikel di blog ini..!!